Minggu, 22 April 2012

Musim Berganti

















Betapa musim juga menguasai kita seperti waktu menelan sejarah manusia. Hari ini hujan turun cukup deras. Namun tidak seperti hujan pertama kemarin. Sabtu pagi, pukulan hujan di atap menyentak dada. Memandangi derasnya air dari kamar membangkitkan kangen. Hujan ini indah. Untuk apa dan siapa hujan akan saya kabarkan? Dan... saya tahu semua hanya akan menambah kesia-siaan saja. Begitulah, hujan pun mereda bersama reda harapan saya. Hujan ini mengawali pergantian musim. Hujan baru saja menghapus ketakutan saya membayangkan bagaimana jika musim hujan datang lagi. Dan kini ketakutan itu sudah berlalu. Musim sudah berganti, dan akan terus berganti sampai akhir nanti. Kini saya bisa menghargai hidup setelah menjalaninya. Bahwa diperlukan keberanian dan keikhlasan menerima segalanya. Segala hal yang terjadi dalam kolektifitas manusia.

Dua Kesedihan











Pantai Kute Lombok


Tuhanku, Engkau beri saya segalanya lebih dari yang saya minta. Namun saya masih menginginkan satu hal yang belum saya punya, kesabaran. Kalau selama ini saya merasa bisa mengerjakan banyak persoalan yang saya hadapi dengan sabar kali ini saya tidak bisa. Saya menjadi tidak punya logika.

Seluruh waktu saya seperti habis dalam kesia-siaan mengenang semuanya. Namun saya sadar, itulah hidup saya. Karena itu pada akhirnya saya bisa tersenyum dan tidak menyesal walau saya merasakan sedih .
Tidak semua kesedihan itu menyakitkan. Kesedihan yang tumbuh dari kebahagiaan sangat berbeda dengan kesedihan yang tumbuh dari penderitaan. Dan saya sudah menempatkan kesedihan yang pertama di atas kesedihan kedua. walaupun itu kini tinggal kenangan.

Kamis, 19 April 2012

Dilarang Masuk Kecuali ...



Saat saya meninggalkan kelas selesai mengawas Ujian Nasional untuk hari terakhir, saya melihat kembali kelas ini. dan terbaca tulisan di Pintu, DILARANG MASUK KECUALI PESERTA DAN PENGAWAS. Padahal seperti hari pertama ada seorang petugas dari panitia yang masuk dan langsung menghampiri siswa yang berada di belakang. Hari ini pelajaran kimia, dan setengah jam setelah petugas itu pergi hampir semua siswa sudah selesai mengerjakan padahal waktu masih satu jam lagi. Ironis kan? Untuk pelajaran Bahasa Indonesia saja dua jam tidak cukup.

Seorang murid perempuan membuat tulisan besar pada ketas buram "SAYA MENGERJAKAN SOAL DENGAN JUJUR" Saya bertanya maksud tulisan itu tetapi anak itu hanya tertawa sambil mengangkat tulisan tersebut agar dibaca teman-temannya.
yah..saya juga tidak tahu apakah itu sebagai sindiran atau protes adanya ketidakjujuran.
Yang saya pikirkan bahwa kertas itu seharusnya untuk pekerjaan buram kenapa bisa kosong.

Rabu, 18 April 2012

Selama ini Saya Rindu

Saya mengubah satu kata ganti orang 'ku' dalam kurindu dari satu lirik lagu Selama ini kurindu...oo dengan kata 'saya' sehingga berbunyi Selama ini saya rindu.

Perasaan yang paling indah tetapi memilukan adalah kerinduan. Pernah di radio Australia siaran Indonesia seorang tenaga kerja wanita di luar negeri meminta sebuah lagu yang berjudul kerinduan. TKW itu tidak bisa pulang ke Indonesia untuk beberapa tahun mendatang. Dan terbata-bata ia mengucapkan kata-kata rindunya seolah-olah sedang berhadapan dengan mereka yang dicintai.
Begitulah kerinduan sudah membuatnya seperti sakit.

Sebenarnya kerinduan itu seperti candu. Tidak mudah manusia melepaskan dari pengaruhnya. Bahkan Waktu. Waktu cuma bisa menunda dan mengurangi rasa sakit. Mungkin hanya kebencian yang bisa menawarkan kerinduan. Karena itu ada baiknya kebencian itu tumbuh jika diperlukan untuk membunuh kerinduan.

Senin, 16 April 2012

Hari Pertama Ujian Nasional





Pada Ujian nasional tahun ini saya mengawas di salah satu SMAN. Hari pertama saya mengawas di ruang satu. Ada yang menarik perhatian saat memasuki ruang, yaitu tulisan besar yang tertempel di papan tulis " PRESTASI YES! JUJUR HARUS"
Sepertinya ide ini bagus walau kalimatnya tidak enak dibaca. Di sekolah saya belum pernah ada motto yang bisa memberi semangat kepada peserta ujian seperti ini.
...
Tiga belas menit setelah bel menandakan ujian dimulai, seorang petugas yang tidak kami tahu darimana,mungkin panitia, masuk ke ruang kami langsung menuju peserta yang duduk di sudut kiri belakang. Saya bertanya-tanya dalam hati apa yang kurang pada anak itu. Tampaknya petugas itu menarik satu lembar soal seorang anak yang duduk di pojok lalu mengambilnya. Kemudian beralih keanak lain di sebelah menyebelah. Total lima anak sudah. Lalu petugas itu pergi. Curang!
Kami berdua yang mengawas ruang ini hanya bisa berpandangan. Sedikit menggerutu.

Satu jam kemudian petugas datang memberitahukan bahwa pengawas dari Inspektorat Jenderal datang. Saya minta kepada siswa yang membawa hp kekelas harap mengumpulkan di meja guru. Ada yang menjawab hp disimpan di tas yang sudah diletakkan di luar kelas.
Saya ulangi permintaan saya dengan menambah volume suara, mereka masih enggan. Saya ulangi sekali lagi, ternyata ada duapuluh dua Hp dari duapuluh peserta yang ada dalam ruangan ini termasuk sembilan Black Berry yang terkumpul. Curang!

Di LJK tertulis pernyatan yang berbunyi Saya mengerjakan soal ujian dengan jujur.
ternyata janji tertulis itu tidak ada artinya, apalagi himbauan. Saya pikir ini bukan hanya pelanggaran peserta ujian saja. Tetapi bagaimana lagi. Kita sudah dibuat terbiasa menyakiti nurani kita sendiri.

Coba Anda bayangkan. Ada satu berkas untuk ditanda tangani pengawas, PAKTA INTEGRITAS berisi empat poin, kurang lebih isinya seperti ini :

1. Pengawas akan melaksanakan tugas pengawasan dengan baik,
2. Pengawas akan melakukan pengawasan secara jujur,
3. Pengawas tidak memberitahu jawaban kepada peserta ujian,
4. Pengawas menyegel amplop yang berisi lembar jawaban yang sudah dikerjakan siswa.

Namun setelah ujian, semua ide bagus itu terkadang hanya pulasan.
Pokoknya semuanya bohongan. Hayo siapa yang menyangkal, siapa mau protes.

Hari Minggu ini



Keluarga adik menginap di rumah. Kami ngumpul di depan TV sampai pagi. Sehabis sarapan
berenang, Terus kondangan ke desa. Selanjutnya sepi lagi.
Tinggallah rutinitas sampai malam akan berganti pagi lagi.


Sebenarnya saya ingin ngobrol dengan teman, namun ...
Ada satu email yang masuk hari ini, belum tahu ada di mana pengirimnya. Tapi syukurlah saya belum ditinggalkan oleh mereka, baik yang sudah ataupun yang belum saya kenal.

Sabtu, 14 April 2012

Tidak untuk Berbagi



PEMBERIAN TAHU

Bukan maksudku mau berbagi nasib,
nasib adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dari yang banyak, tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring
Aku pernah ingin benar padamu,
Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,

Kita berpeluk berciuman tidak jemu,
Rasa tak sanggup kau kulepaskan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku memang tidak bisa lama bersama
Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama!


1946
Chairil Anwar

Kawan, saya suka puisi ini sekalipun dibuat oleh penyair dalam usianya yang dua empat tahun. Bukan dua empatnya tetapi univerversalitas pikirannya yang tak terbatas. Saya suka.

Kamis, 12 April 2012

Don't Worry about Me and My family

















Im fine good,Thank U. The massive earthquaker is in Sumatera island,so far from Bali.
These are the towns which got the earthquake on my pictures: , Banda Aceh, Uluelue, Lampung, Bengkulu,Bukittinggi, Jembatan Siti Nurbaya Padang,Medan, Padang.

Begitulah Saya



Daftar nama peserta tes PISA dari pusat sudah datang. Sekarang tinggal tiga puluh lima anak untuk mengikuti seleksi berikutnya. Hari ini panitia dan pengajar akan rapat untuk menentukan strategi pengajaran. Setengah jam lagi, masih ada waktu untuk refreshing setelah mengajar.

Sebenarnya apa yang penting untuk saya tulis tidak ada lagi. Tidak ada cerita baru yang merangsang jiwa untk dituliskan. Ini yang saya benci dari kehidupan saya. Semua yang terlalu biasa tanpa warna. Tanpa harap, tanpa tunggu, tanpa rindu, tanpa dahaga,dan tanpa canda.
Semuanya sudah pergi. Dibawanya diam-diam seperti angin yang menyelinap lalu menerbangkan catatan saya.

Mau saya adalah, membiarkan semuanya pergi. Mau saya adalah mengubur catatan itu dalam-dalam.
.......
Ternyata yang saya kubur tumbuh menjadi tunas baru yang merana.
Hmmmm saya sudah melantur lagi. Begitulah saya.Na rapat akan dimulai.

Hujan Membangunkan

Suara desir angin mengabarkan bahwa ia sedang membawa hujan pagi ini. Terbesit keinginan mengajaknya bangun dan menyaksikan titik-titik hujan yang jatuh di sini.
Namun sayang hujan cepat pergi bersama keinginan itu.

Apakah tidak ada lagi yang tersisa dari keindahan suara hujan di sana? Sedang bagi saya hujan selalu indah di manapun.Hujan selalu membangkitkan rasa yang kita miliki.Mungkin kebahagiaan atau kesedihan.
Saya tidak suka lagi berteman dengan kesedihan tanpa kebahagiaan. Biarpun semuanya tinggal menjadi kenangan saja.

Saya beruntung sudah mengukir kenangan itu. Sungguh suatu mujizat, karya itu tercipta seperti lukisan di udara. Hampa, namun melekat dalam dada dan tidak terlihat oleh siapa pun.

Hanya waktu yang bisa menghilangkannya.
Selamat pagi matahari. Bangunlah!

Selasa, 10 April 2012

Missing Link




Saya telah kehilangan satu mata rantai yang tersusun dalam waktu seribu putaran jarum jam. Rangkaian rahasia dari putaran waktu itu sudah berhasil menguatkan jiwa.
Kehilangan satu mata rantai adalah hal biasa karena segala yang ada dalam kehidupan ini fana. Suatu saat saya akan menemukan satu mata rantai untuk melengkapinya kembali.

Apakah...
Saya telah kehabisan kata untuk menyuarakan kegelisahan dan kerinduan hari-hari saya?

Tidak! Saya mencintai hidup dan saya tidak ingin mengkhirinya dengan putus asa. Seperti suara kegelisahan kabut menanti pagi, dan Seperti suara kerinduan dedaunan menanti terbit matahari.
Berabad lamanya tanpa kenal putus asa.

Kawan, kehidupan ini rapuh. Kegagalan adalah risiko. Namun kegagalan tanpa perjuangan untuk memperbaikinya adalah kesalahan dan penyesalan.

Senin, 09 April 2012

Jakarta yang Saya Kenang









Jakarta layak disebut kota tertawa. Karena suara derap langkah berbagai kaki mengikuti irama yang tiada putusnya. Seperti tawa panjang yang tidak bisa kita mengerti Jakarta menertawakan apa. Tawa itu mengiris hati orang yang sedang menangis, yang juga tidak tahu apa yang membuatnya menangis.

Empat perempuan sudah melupakan cinta dari desa, ketika hari-hari selalu dimulai dengan kehangatan di pematang-pematang sawah. Dan aroma asap dapur untuk lelaki yang akan membajak tanah mereka. Kini mereka berkumpul dan memenuhi dapur tanpa api dengan kepulan asap rokok dari bibir dan sela jari mereka di kota Jakarta.
Mereka bercerita-cerita dalam derai tawa kemarin dan hari ini.
Tidak bosankah mereka?

Saya memilih jalan-jalan murid Taman Kanak-kanak adik saya sambil melihat-lihat kota Jakarta. Mengambil foto kantor anak saya.

Dari Hati Menebar ke Pasir



Gadiza evanie Raisya, Za za Attifa Azzahra dan Obin Bintang Attalah. Tiga nama ini telah ditulis di atas pasir sesaat setelah air pasang. Di Pantai Rambut Siwi. Tanda cinta yang menebar di batas cakrawala dari lubuk hati seorang ibu muda.

Minggu, 08 April 2012

Pulang ke Bali


















Sabtu pagi kami kembali ke Tabanan. Penyeberangan lancar saja tetapi saya merasa was-was karena saya membawa seekor anak kucing. Sejak memasuki pelabuhan Ketapang Banyuwangi sampai pelabuhan Gilimanuk saya gelisah menahan kucing di bawah kaki. saya metutupnya dengan bantal. Saat pemeriksaan surat kendaraan dan KTP di pelabuhan Gilimanuk seorang polisi melongok ke mobil dan berkata " wah Rambutan!"
" Mau Pak?" Tanya saya.
" Ada?"
" Ada." Jawab saya. Waduh, bagaimana ini, tangan kanan saya menahan kucing dan rambutan ada di belakang saya. Dengan sekuat tenaga saya meraih rambutan dengan tangan kiri, tak berhasil karena ikatan rambutan itu cukup besar. Terpaksa dengan cepat saya mengambilnya dengan tangan kanan, tak tahu apa yang akan terjadi. Syukurlah...rambutan itu bisa saya ambil dan diterima Pak polisi sebelum si kucing sadar saya sedang melepaskan pegangan. Segera setelah meninggalkan Pelabuhan Gilimanuk saya lega dan mamerdekakan anak kucing itu di jok belakang. Kucing itu bersembunyi di sela-sela rambutan.
Kami istirahat makan di pantai Rambut Siwi.
Perjalanan selalu menyenangkan apabila dinikmati bersama dan tidak terburu-buru. Kami dapat menikmati pemandangan sepanjang jalan. Petani dan sawah sehabis panen di Pekutatan dan pantai pesisir selatan perbatasan Negara - Tabanan. Senja kami sampai di rumah dengan selamat. Dan selalu kami mengucap syukur bersama.

Sabtu, 07 April 2012

Berlibur di Banyuwangi







libur tiga hari ini kami putuskan ke Banyuwangi.Hari Kamis jam 09.00 kami sudah meninggalkan Tabanan karena hari ini saya libur, murid saya Sembahyang Tirtayatra ke Pura Batur dan pura Besakih
Sampai di kota tujuan sudah sore. Malam harinya,kami mengunjungi keluarga di kecamatan Genteng.

Kehidupan desa selalu menumbuhkan cinta. Coba Anda bayangkan,pagi ketika kami joging , setiap kali berpapasan dengan seseorang selalu ada tegur dan senyuman. Walau kami tak saling mengenal.
Seorang gadis remaja mengendarai Yamaha Mio membungkuk dengan sopan sambil tersenyum kepada kami.Itu terjadi saat kami melewati satu kampung dengan panorama sawah yang subur. Seorang anak kecil menyalip kami dengan sepeda gayungnya sambil berkata ' Monggo!' O indahnya pagi ini, seperti suatu rahmat yang menyertai hangatnya suasana di desa.

Sehabis sarapan kami ke kebun di belakang rumah memetik rambutan dan jambu. Jambu biji yang ranum bergayutan di pucuk ranting. Beberapa di antaranya sudah dimakan kelelawar.Tampak merah isinya mengundang selera.Jambu ini manis rasanya dan renyah. Saya sangat menyukainya.
Di bawah pohon rambutan tanaman tumbuhan lempuyang sedang berbunga di antara tumbuhan rimpang lainnya. Bunganya merah tua.
Hari ini kami lebih banyak ngobrol di teras sambil menikmati hasil kebun dan minum teh.

Rabu, 04 April 2012

Mengisi Waktu Yang Terasa Panjang



Pagi subuh disusul ceracap suara burung. Setelah sarapan siap saya jalan pagi sambil belanja ke pasar. masak, tidur lalu gambar. Sorenya ke pool lalu nonton, ngobrol, gambar lagi dan malam ini nulis sedikit.

Hari ini saya bebas ngajar,Jadi waktu terasa panjang di rumah. Saya tenang ditemani anak-anak yang sedang cuti.



ini foto minggu lalu di pantai Kelating, selatan kota Tabanan. Sorenya juga ke pantai kuta sambil menjemput anak ke Bandara.

Thank You Sheena

Beberapa jam lalu satu email mengomentari postingan yang berjudul Hmmmmmmm saya buka. Lovely work! I'm definitely going to visit the blog frequently. Sayang tak ada profil atau blog penulis yang bisa saya kunjungi balik.
Tentunya saya senang menerimanya. Sekali lagi saya berterima kasih untuk Sheena.

Selasa, 03 April 2012

Hmmmmmmm

Hanya ucapan tanpa makna namun cukup membuat perasaan saya tenang.Saya berjanji tak akan memulai membuat kesalahan lagi.

Malam ini obrolan dengan Bung Balqi cukup menghibur. Bak seorang pemikir kawan itu mengatakan bahwa ia penganut kredo Sujoyono. Saya katakan gaya banget, dia tertawa dan dijawabnya gaya untuk memberi semangat. Ketika saya tanyakan mana yang paling disukai di antara Auguste Renoir, claude Monet dan Van Gogh, dia bilang Monet. Ini edan, saya yang suka monet. Kata saya. Ia juga meminta saya mengomentari karya-karyanya. Selanjutnya kelakar sekitar lukisan malam ini saya akhiri karena saya sudah mengantuk.

Saya akan kembali esok dan ......
Biarlah matahari terbit bersama semangat esok hari

Minggu, 01 April 2012

Bingkisan dari Kusuma Rini

Nyanyian burung di pucuk pepohonan tidak bisa ia nikmati, juga secangkir teh untuk pagi ini. Pikirannya terus menerus diliputi penyesalan.Tidak seharusnya ia marah dengan cara itu. Kata-katanya meluncur tanpa rem menyusup sampai ke sela-sela hati orang yang selama hampir tiga tahun ini mengisi jiwanya.
Sejak ia menuliskan kalimat-kalimat dalam percakapannya lewat chatting di yahoo empat hari lalu ia murung. Ia sadar bahwa semua mimpi indahnya akan segera berakhir karena ia tak bisa menjaga kesabarannya.Begitu mahal kesalahan itu harus dibayar.

Ding dong! Bel tamu mengusik lamunannya. Mungkin JNE mengirim pesanan barang. Pikirnya.Benar, anak muda yang biasa mengantar kiriman JNE itu dengan ramah langsung menyebut nama begitu ia membuka pintu.
‘Bu Ida, dari Kusuma Rini! ‘
O, itu saja yang ia katakan dan cepat-cepat ia membuka amplop besar berisi bungkusan . Secarik kertas bertulis ‘Semoga bingkisan ini membuat Mbak Ida senang’ . Lalu ia buka bungkusan kecil dalam kertas kado warna kuning kecoklatan dengan motif bunga tulip kecil-kecil. Sekeping CD berjudul Melati dari Jaya Giri, Tembang Kenangan. Kejutan ini membuatnya tersenyum, Judul Melati Dari Jaya Giri ada dalam urutan lagu kelima. Bagaimana Rini bisa tahu lagu-lagu ini sangat disukainya. Balada Seorang Biduan, Tuhan, dan Penyiar Pujaan dan tentu saja Melati dari Jaya Giri. Semuanya lagu Bimbo.

Segera dia menelepon Rini, mengucapkan terima kasih.Lalu kabar-kabaran tentang keluarga. Dia tanyakan kenapa Rini punya ide memberinya album kesukaan ini.
" Kami membelinya di Surabaya Mbak, kebetulan Mas mencari album ini jadi sekalian, Mbak senang lagu Bimbo kan?" Kata Rini.
" Senang, sangat senang, Terima kasih sekali lagi ya." Jawabnya. Rini juga bercerita tentang semua pengalaman yang menyenangkan selama berada di Bali bulan lalu. Dia tampak bangga.
" Kabar dia bagaimana ?" Rini seperti tersenyum di sana
Dia mengerti maksud pertanyaan itu. Dengan getir ia menjawab.
" Baik."
" Sudah ditemukan lagi?"
" Sudah." Ia menjawab datar.

PENYESALAN

Ternyata kalimat-kalimat saya menyakiti hati saya sendiri kini. Saya tak henti menyesalinya. Dengan apa saya bisa menghapusnya saya tidak tahu. Semua sudah tejadi. Sudah terucapkan.
Tidak saya sadari kalau itu akan menghancurkan hati saya sendiri kini. Saya sudah terkalahkan oleh nafsu amarah. Padahal kemarahan saya sebenarnya tidak akan berarti apa-apa.

Yang saya tuai saat ini bahkan kesedihan. Saya terus terbayang detik-detik itu. Bayangan kemarahan saya yang menyakitkan. Andai saya bisa....
Tidak, saya sudah melakukan kesalahan yang sulit untuk dimaafkan bahkan oleh saya sendiri.

Saya hanya bisa menangis.